Kamis, 25 Juli 2013

Membersihkan Gigi Kuning Menjadi Putih

Sangat lumrah kita jumpai di sekitar kita, yang memiliki gigi kuning atau tidak putih bersih. Namun setiap orang mendabakan giginya lebih putih, namun ia tidak tahu tindakan yang hendak ia lakukan. Mari kita simak lebih lanjut.

Pewarnaan pada gigi dibagi menjadi 2 berdasarkan sumber penyebabnya, yaitu pewarnaan ekstrinsik (pewarnaan akibat paparan dari luar permukaan gigi) dan intrinsik (pewarnaan akibat paparan dari dalam gigi). Penyebab pewarnaan ekstrinsik, antara lain:

1.    Plak
2.    Bakteri kromogenik
3.    Kerusakan protein pada permukaan gigi
4.    Obat kumur (klorheksidin)
5.    Minuman (misalnya teh, kopi, dan minuman soda)
6.    Makanan (misalnya buah berry, makanan dengan zat pewarna, makanan yang berminyak)
7.    Antibiotik (misalnya eritromisin dan amoksilin)
8.    Suplemen yang mengandung zat besi

Sedangkan penyebab pewarnaan intrinsik, antara lain:
A. Jika terjadi sebelum gigi erupsi (gigi muncul ke permukaan gusi), penyebab pewarnaannya yaitu:
    Penyakit kelainan darah
    Penyakit hati
    Kelainan perkembangan email dan dentin
    Konsumsi antibiotik tetrasiklin

B. Jika terjadi setelah gigi erupsi, penyebab pewarnaannya yaitu:
    Trauma pada gigi
    Gigi berluban
    Bahan tambal gigi
    Penuaan
    Merokok
    Bahan kimia
    Konsumsi antibiotik minosiklin
    Perubahan fungsional dan parafungsional
 
Bahan makanan yang penggunaannya dalam jangka waktu yang lama, sehingga dapat menyebabkan pewarnaan intrinsik.

Nah setelah kita mengetahui penyebab Gigi kuning diatas maka, langkah yang harus kita lakukan adalah mengobatinya agar gigi kuning kita menjadi putih seperti harapan kita.

Untuk itu Blog PIB akan membagi informasi cara membuat gigi menjadi putih bagi anda yang tentunya caranya sederhana dan tidak rumit.

1. Dengan pergi ke Dokter dan meminta obat khusus pemutih gigi yang dikenal dengan eksternal bleaching atau in-office bleaching. Bahan yang biasa digunakan adalah hidrogen peroksida 15% - 40%..

2. Melakukan kebersihan daerah rongga mulut, yaitu:
Menghilangkan plak pada permukaan gigi anda melalui penyikatan gigi yang tepat dan optimal. Teknik menyikat gigi yang paling mudah dilakukan, namun efektif membersihkan plak adalah dengan gerakan memutar membuat lingkaran yang besar pada permukaan gigi (permukaan gigi depan yang menghadap bibir dan permukaan gigi yang menghadap pipi). Sedangkan untuk bagian dalam gigi (bagian permukaan gigi yang menghadap lidah dan langit-langit) disikat dengan gerakan menarik keluar, dan pada bagian atas (oklusal) gigi disikat dengan gerakan maju mundur. Setiap permukaan gigi disikat selama 10 kali putaran atau gerakan. Lakukan penyikatan gigi dengan perlahan dan tekanan yang ringan.

Menggunakan pasta gigi yang low abrasive.
Menggunakan bulu sikat yang lembut.
Rutin melakukan pembersihan karang gigi di Dokter Gigi.

3. Sesering mungkin untuk mengkonsumsi buah-buahan yang berserat dan sayuran hijau, yang berfungsi untuk pembersihan gigi secara alami.

4. Hindari kebiasaan yang dapat menimbulkan pewarnaan pada gigi, seperti merokok, minum kopi, teh, soda dan minuman berwarna lainnya.

5. Kurangi mengonsumsi makanan yang mengandung pewarna dan minyak yang berlebihan.

6. Tidak menggunakan obat kumur dalam waktu lebih dari 2 minggu berturut-turut.

7. Penggunaan antibiotik yang berkepanjangan juga harus dihindari.

8. Konsumsi suplemen yang mengandung zat besi juga tidak boleh secara terus-menerus, anda bisa mengkonsultasikan lebih lanjut kepada Dokter langganan anda mengenai alternatif suplemen lainnya.

Jagalah kesehatan gigi anda agar tetap awet dan kuat hingga Lanjut usia.
No comments:
Email This
BlogThis!
Share to Twitter
Share to Facebook

Label: gigi kuning, gigi putih, Kesehatan Gigi, kesehatan gigi kuning
Efek Rokok Terhadap Gigi
Telah diketahui bahwa rokok dapat merusak kesehatan, namun sebagian orang belum dapat menghindarinya. Berbagai efek mengenai rokok, namun kali ini tabloid dokter membahas mengenai efek rokok terhadap gigi.

Mengapa rokok sangat erat kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut? jelas secara gampang bisa dijawab, karena rokok dihisap melalui mulut ( saya rasa ga ada tempat lain untuk menghisap rokok ^^). Secara gampang bisa kita lihat bibir seorang perokok memang terlihat lebih gelap dibandingkan dengan bibir seorang yang bukan perokok, mengapa?

Secara umum kita mengetahui rokok yang ada di Indonesia ada 2 jenis, rokok dengan filter dan tanpa filter ( lebih dikenal dengan rokok kretek). Rokok tanpa filter cenderung lebih cepat merubah warna gigi dari pada rokok dengan filter.

Sekarang mari kita ikuti jejak asap rokok kenapa begitu banyak organ" tubuh yang dirugikan. Saat kita menghisap rokok asap yang keluar dari sebatang rokok menuju rongga mulut, beberapa detik asap rokok dengan jutaan zat" kimia berada dalam rongga mulut dan mempengaruhi jaringan dan organ yang ada dalam rongga mulut termasuk gigi itu sendiri. Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludah. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih an-aerob (suasana bebas zat asam) sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya bakteri an-aerob dalam plak. Dengan sendirinya perokok beresiko lebih besar terinfeksi bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang perokok.

Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk. Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di sekitarnya dan berkurang kekenyalannya. Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah di gusi sehingga meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi.

Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya radang gusi, yaitu penyakit gusi yang paling sering terjadi disebabkan oleh plak bakteri dan factor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di sekitar gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari perbedaan penelitian yang telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada rongga mulut perokok dibandingkan bukan perokok. Penyakit jaringan pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang penyokong gigi dan tanggalnya gigi lebih banyak terjadi pada perokok daripada bukan perokok. Pada perawatan penyakit jaringan pendukund gigi pasien perokok memerlukan perawatan yang lebih luas dan lebih lanjut. Padahal pada pasien bukan perokok dan pada keadaan yang sama cukup hanya dilakukan perawatan standar seperti pembersihan plak dan karang gigi.

Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang diisap setiap hari berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok dan status merokok itu sendiri, apakah masih merokok hingga sekarang atau sudah berhenti.
Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.

Dapat disimpulkan kerugian yang timbul akibat kebiasaan merokok pada kesehatan gigi dan mulut:

1. Perubahan warna gigi, gusi dan bibir.
2. Karies pada gigi akan semakin cepat terbentuk.
3. Kemungkinan kanker pada jaringan mulut sangat besar.
4. Bau nafas jelas beraroma rokok.
5. Berubahnya jaringan" dalam rongga mulut yang menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan mulut itu sendiri seperti pemicu terbantuknya karies.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar